Rangkuman Singkat Peran dan Fungsi Sosiologi

Fungsi dan Peran Sosiologi

https://www.shutterstock.com/image-illustration/large-diverse-group-people-seen-above-443899843?irgwc=1&utm_medium=Affiliate&utm_campaign=Hans%20Braxmeier%20und%20Simon%20Steinberger%20GbR&utm_source=44814&utm_term=



A.           Hakikat Manusia Sebagai  Makhluk
Individual dan Sosial

1.            Kata “individu” mempunyai makna yang berbeda dengan individualisme dan individualis.
Individualisme adalah paham yang mementingkan hak perseorangan di samping kepentingan masyarakat atau negara. Individualis adalah sikap yang mementingkan diri sendiri.
Kata “individu” dalam konsep manusia sebagai makhluk individu berasal dari kata Latin  “quod est in se indivisum, ab aliis vero divisum”. Artinya, tidak terbagi-bagi dalam dirinya sendiri, tetapi terpisah

2.            Menurut Aristoteles, manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial. Dia tidak akan memperoleh keutamaan dan menjadi baik jika dia tidak mempunyai teman dan terasing dari masyarakatnya. Menurutnya, manusia harus hidup dalam masyarakat.

3.            Gejala  sosial adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok. Suatu peristiwa atau proses disebut gejala sosial karena perilaku oleh individu yang terlibat di dalamnya  saling terkait.

4.            Gejala sosial antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala 
politik, gejala budaya dan gejala moral.

5.            Gejala sosial berbeda dengan gejala alam. Gejala-gejala alam adalah peristiwa-peristiwa yang berlangsung di alam dan bukan karena perbuatan manusia secara langsung. Misalnya, gempa bumi, meletusnya gunung berapi, dan banjir.

6.            Ada berbagai karakteristik gejala sosial. Di antaranya adalah sebagai berikut.
a)            Gejala sosial sangat kompleks.
b)           Gejala sosial beranekaragam.
c)            Gejala sosial tidak bersifat universal.
d)           Gejala sosial bersifat dinamis.
e)            Gejala sosial tidak mudah dimengerti.
f)              Gejala sosial kurang objektif.
g)            Gejala sosial bersifat kualitatif.
h)           Gejala sosial sulit diprediksi.

7.            Jenis-jenis gejala sosial, menurut Pitirim A. Sorokin, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Gejala sosial religius.
b. Gejala sosial ekonomi.
c. Gejala sosial politik.
d. Gejala sosial hukum.
8. Menurut Norman Blaikie, ada tiga tingkatan gejala sosial yaitu sebagai berikut.
a. Gejala sosial mikro terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sosial sehari-hari.
b. Gejala sosial meso terjadi pada organisasi, masyarakat, massa dan gerakan sosial.
c. Gejala sosial makro terjadi dalam entitas sosial yang lebih besar, seperti lembaga-lembaga multinasional.

B.           Fungsi dan Peran Sosiologi dalam Mengkaji Gejala Sosial di Masyarakat

1.            Istilah ‘sosiologi’ pertama sekali digunakan oleh Auguste Comte (1798-1857). Comte menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang gejala sosial yang tunduk pada hukum alam dan tidak berubah-ubah.

2.            Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam  gejala-gejala sosial. Misalnya, antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, serta masyarakat dan politik.

3.            Istilah sosiologi berasal dari bahasa Latin dan Yunani. Asal katanya adalah socius dan logos. Socius (bahasa Latin) berarti kawan tetapi dalam arti luas masyarakat. Sementara itu, logos (bahasa Yunani) berarti kata atau berbicara. Dengan demikian, ilmu sosiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masyarakat.

4.            Tokoh pertama yang meletakkan sosiologi sebagai sebuah ilmu adalah Emile Durkheim.

5.            Metodologi sosiologi, menurut Durkheim, menggunakan konsep bebas nilai (value free).
Menurut konsep ini, seorang sosiolog dalam melakukan penelitian terhadap masyarakat perlu melakukan batasan antara objek yang diteliti dan peneliti. Dengan demikian, hasil penelitian yang diperoleh dapat bersifat objektif.

6.            Ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut.
1. Sosiologi bersifat empiris. Sosiologi tidak spekulatif dan hanya menggunakan akal sehat.
2. Sosiologi bersifat teoretis. Sosiologi berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi.
3. Sosiologi bersifat kumulatif. Teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang telah ada sebelumnya dalam arti memperbaiki, memperluas, dan memperhalus teori-teori lama.
4. Sosiologi bersifat nonetis. Sosiologi tidak mencari baik buruk suatu fakta, tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis. Itulah sebabnya para sosiolog tidak bertugas untuk mengomentari dan menilai baik buruknya tingkah laku sosial suatu masyarakat.

7. Dalam mempelajari masyarakat sebagai objek kajian, sosiologi memfokuskan studinya pada hal-hal berikut.
• hubungan timbal balik antara manusia satu dan manusia lainnya;
• hubungan antara individu dan kelompok;
• hubungan antara kelompok yang satu dan kelompok lainnya; dan
• proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut dalam masyarakat.

8. Kegunaan Sosiologi bagi masyarakat adalah sebagai berikut.
1. Pembangunan. Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan.
2. Penelitian. Dengan penelitian, akan diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial yang baik. Dari data yang dihasilkan dari penelitian sosiologis, para pengambil keputusan dapat menyusun rencana penyelesaian suatu masalah sosial seperti cara untuk mencegah kenakalan remaja dan mengatasi masalah pengangguran.

9. Peran Sosiolog di masyarakat adalah sebagai berikut.
1.            Sosiolog sebagai ahli riset
2.            Sosiolog sebagai konsultan kebijakan
3.            Sosiolog sebagai praktisi
            4.      Sosiolog sebagai guru atau pendidik





:)  :)  :)



Previous
Next Post »
0 Komentar